Sebelumnya telah dibahas bahwa ciri orang yang berhasil dalam Ramadhan antara lain adalah:
– Mantap dalam shalatnya
– Terbiasa untuk shalat malam
– Senantiasa beristighfar di akhir malam
Ciri keempat adalah memiliki kepedulian sosial, membelanjakan harta di jalan Allah.
Artinya: “(yaitu) mereka yang beriman kepada yang gaib, melaksanakan shalat, dan menginfakkan sebagian rezeki yang Kami berikan kepada mereka.” (QS Al-Baqarah:3)
Kepedulian sosial tersebut hendaknya terwujud bukan hanya di saat lapang, tetapi juga di saat sempit.
“Dan bersegeralah kamu kepada ampunan dari Tuhanmu dan kepada surga yang luasnya seluas langit dan bumi, yang disediakan untuk orang-orang yang bertakwa. (Yaitu) orang-orang yag menafkahkan (hartanya), baik di waktu lapang maupun di waktu sempit, dan orang-orang yang menahan amarahnya dan memaafkan (kesalahan) orang, Allah menyukai orang-orang yang berbuat baik. Mereka itu balasannya ialah ampunan dari Tuhan mereka dan surga yang mengalir di bawahnya sungai-sungai, sedang mereka kekal di dalamnya, dan itulah sebaik-baik pahala orang yang beramal.” (QS Ali-Imran:133-136)
Dalam sebuah hadis Qudsi, Allah Swt berfirman, yang artinya : Berinfaqlah kamu, niscaya Allah akan memberi belanja kepadamu (Muttafaq’Alaih).
Bila ada yang meminta pertolongan kepada kita dan lingkungan sekitar maka berebutlah untuk memberikan pertolongan karena sesungguhnya hal tersebut adalah lahan kebajikan.
Kamu sekali-kali tidak sampai kepada kebajikan (yang sempurna), sebelum kamu menafkahkan sebahagian harta yang kamu cintai. Dan apa saja yang kamu nafkahkan maka sesungguhnya Allah mengetahuinya “ (QS Al Baqarah:93 )
Kalaulah kita tidak bisa memberikan pertolongan, setidaknya berusahalah menjadi pribadi yang mandiri, tidak tergantung kepada pertolongan orang lain. Adapun mengenai hal tolong menolong, hendaknya hanya pada yang membawa kebaikan atau yang dapat mencegah kemungkaran.
“… Dan tolong menolonglah kamu dalam kebajikan dan taqwa, dan jangan tolong menolong dalam berbuat dosa dan permusuhan…..” (QS Al-Ma’idah: 2)
[Resume dari ceramah ba’da Shubuh Ustadz Miftah Faridl di Masjid Ad-Da’wah, 24 Oktober 2007]