Ketertarikan kita terhadap sesuatu bergantung pada ilmu kita tentang kelebihan/kegunaan sesuatu itu. Meskipun Rasulullah Saw telah memberikan banyak fadha’il Al Qur’an, ketertarikan manusia terhadap Al Qur’an sangat bergantung pada iman dan keyakinannya kepada janji Allah Swt dan Rasul-Nya.
Misalnya, Umar bin Khattab sangat tertarik kepada Al Qur’an (dan Islam) setelah mendengar QS. Thaha. Berbeda halnya dengan Walid bin Mughirah, walaupun ia sangat tertarik dan memuji-muji Al Qur’an, tetap saja pada akhirnya ia tidak beriman, bahkan mengatakan “Itu adalah sihir yang diajarkan kepada Muhammad”.
Oleh karena itu keimanan yang telah Allah karuniakan kepada kita hendaknya senantiasa kita tingkatkan sehingga makin menumbuhkan ketertarikan kita terhadap Al Qur’an.
Fadha’il di dunia:
-
- Allah Swt mengangkat derajat ahlul Qur’an.
Rasulullah saw bersabda: “Sesungguhnya di antara manusia terdapat Allah.” Ditanyakan “Siapa mereka ya, Rasulullah?” Rasul saw menjawab “Mereka adalah ahlul Qur’an. Mereka keluarga Allah dan orang-orang pilihan-Nya” (HR Imam Ahmad)
- Allah Swt mengangkat derajat ahlul Qur’an.
- Al Qur’an adalah kenikmatan yang harus didambakan
“Tidak boleh iri kecuali dalam dua kenikmatan: seseorang yang diberi Allah Al Qur’an lalu ia membacanya sepanjang malam dan siang. Seseorang yang diberi Allah harta, lalu ia belanjakan di jalan Allah sepanjang malam dan siang” (HR Bukhari)
Kemampuan merasakan Al Qur’an sebagai nikmat yang hakiki merupakan indikasi iman yang sehat dan keyakinan terhadap hari akhirat serta janji Allah Swt yang ada di dalamnya. - Allah menyandingkan derajat ahlul Qur’an dengan para malaikat atau nabi yang telah diberi wahyu.
“Orang yang mahir (membaca, menghafal, memahami, tadabbur, dan mengamalkan) berinteraksi dengan Al Qur’an akan bersama para malaikat yang mulia dan taat, sedangkan yang membaca Al Qur’an dengan terbata-bata dan ia merasa sulit, ia mendapatkan dua pahala” (HR Muslim)
Dua pahala bagi yang bacaannya terbata-bata merupakan himbauan agar ia terus rajin membaca walaupun masih terbata-bata karena Allah tidak akan menyia-nyiakan kesulitan upayanya dalam membaca. Dan hal ini bukan merupakan legitimasi bagi yang tidak mampu membaca untuk tidak mengembangkan kemampuannya. - Ahlul Qur’an adalah orang yang paling berhak menjadi imam dalam sholat
“Orang yang berhak menjadi imam sholat adalah orang yang paling banyak interaksinya dengan Al Qur’an” (tidak dicantumkan HR-nya)
Pelaksanaan sholat setiap hari di masjid sesungguhnya merupakan kegiatan pembinaan yang sangat efektif bagi setiap mukmin jika didukung, misalnya, imam yang berkualitas sesuai rekomendasi Rasulullah tersebut. Namun kondisi masyarakat saat ini yang jauh dari Al Qur’an menyebabkan pelaksanaan sholat berjamaan di masjid kehilangan ruh dan dampaknya (atsar). - Ahlul Qur’an adalah orang yang selalu mendapat ketenangan, rahmat, naungan malaikat, dan namanya disebut-sebut Allah Swt.
“Tidaklah suatu kaum berkumpul di salah satu rumah Allah lalu di antara mereka membaca kitab Allah dan mempelajarinya kecuali turun kepada mereka ketenangan yang diliputi rahmat, dikelilingi malaikat, dan Allah Swt menyebut nama-nama mereka di sisi makhluk yang ada di dekat-Nya” (HR Muslim)
Penghargaan ini merupakan rangsangan Rabbani agar manusia mau mengamalkan Al Qur’an tanpa merasa berat. - Ahlul Qur’an adalah orang yang mendapat kebaikan dari Allah Swt.
“Sebaik-baik kalian adalah orang yang mempelajari Al Qur’an dan mengajarkan”(HR Bukhari)
Fadha’il di akhirat:
- Al Qur’an menjadi syafaat bagi manusia yang menjadi sahabatnya.
“Bacalah Al Qur’an karena sesungguhnya ia akan datang pada hari kiamat sebagai syafaat bagi orang-orang yang menjadi sahabatnya (Al Qur’an)” (HR Bukhari) - Al Qur’an menjadi pembela bagi manusia saat menghadapi pengadilan Allah Swt.
Dari Nawas bin Sam’an Ra, ia berkata “Aku mendengar Rasulullah saw bersabda, ‘Pada hari Kiamat, didatangkan Al Qur’an dan ahlinya, yaitu orang-orang yang dulu mengamalkannya di dunia. Surat Al Baqarah dan Ali Imran pun maju mendampingi dan membelanya.” (HR Muslim) - Al Qur’an mengangkat kedudukan manusia di surga
Dari Abdullah bin ‘Amr bin ‘Ash ra, dari Nabi saw bahwa beliau bersabda, “Dikatakan kepada shahib Al Qur’an, ‘Bacalah dan naiklah dan nikmatilah seperti halnya kamu menikmati bacaan Al Qur’anmu di dunia! Sesungguhnya kedudukanmu ada di akhir ayat yang kamu baca'” (HR Abu Dawud dan Turmudzi) - Al Qur’an sumber pahala bagi orang yang beriman.
Rasulullah saw bersabda, “Siapa saja yang membaca satu huruf Al Qur’an, baginya satu kebaikan. Satu kebaikan akan menjadi sepuluh kali lipat. Aku tidak mengatakan bahwa alif-lam-mim itu satu huruf, melainkan alif satu huruf, lam satu huruf, dan mim satu huruf” (HR Turmudzi dengan sanad hadis hasan shahih) - Al Qur’an mengangkat derajat orang tua di akhirat bagi orang tua yang berhasil mendidik anaknya dengan Al Qur’an.
“Siapa saja yang belajar Al Qur’an dan mengamalkannya, pada hari kiamat (Allah Swt) akan memberikan kepada kedua orang tuanya mahkota yang cahayanya lebih indah dari cahaya matahari. Kedua orangtua itu akan berkata, ‘Mengapa kami diberi (mahkota) ini?’ Dijawablah, ‘Itu karena anakmu telah mempelajari Al Qur’an’ ” (HR Abu Dawud, Ahmad, Ibnu Hakim)
[Bagian 1 dari Membangun Kepribadian Qurani (Tarbiyah Syakhsiyah Qur’aniyah) karya KH. ‘Abdul ‘Aziz ‘Abdur Ra’uf, Al-Hafidz, Lc]
Yuk kita bangun generasi qur’ani…
The Next Generation » Generasi-ku » Generasi 1 » Generasi Qur’ani
http://ccc.1asphost.com/assalamtafsir
http://ccc.1asphost.com/assalamquran
semoga kita menjadi ahlul quran
Afwan, ana izin copy. Syukron Jazakumullahu khairan…