“Mereka itu tidak sama. Di antara ahli Kitab itu ada golongan yang berlaku lurus, mereka membaca ayat-ayat Allah pada beberapa waktu di malam hari, sedang mereka juga bersujud. Mereka beriman kepada Allah dan hari akhir, mereka menyuruh kepada yang ma’ruf dan mencegah dari yang mungkar dan bersegera kepada (mengerjakan) pelbagai kebajikan. Mereka termasuk orang-orang yang shalih.” (QS Ali ‘Imran [3]: 113-114)
Berinteraksi dengan Al-Qur’an sesungguhnya merupakan dampak dari sekian banyak amal shalih yang telah kita lakukan. Antara Al-Qur’an dan amal shalih saling menimbulkan motivasi antara satu dengan yang lain. Hari-hari yang diisi tilawah satu atau dua juz tentu beda dengan yang tidak diisi dengan tilawah sama sekali. Perbedaan akan tampak dalam semangat shalat wajib dan sunnah, atau ketenangan dalam mengatasi berbagai permasalahan kehidupan.
Jika sepakat dengan cara berpikir tersebut, maka dapat dipastikan bahwa orang-orang yang memiliki kemampuan berinteraksi dengan Al-Qur’an akan memiliki kebiasaan beramal shalih, misalnya:
- Mencintai Masjid
Menurut surah At-Taubah [9]:18, kecintaan terhadap masjid harus dibuktikan dengan adanya indikasi ‘imarah (memakmurkan). Ketika Rasulullah Saw membaca ayat ini, beliau pun bersabda: “Jika engkau melihat seorang laki-laki mondar-mandir ke masjid, maka saksikanlah bahwa dia memiliki iman yang baik.” (HR Ahmad dan Turmudzi)
Kita sering mengeluh tak dapat berinteraksi dengan Al-Qur’an, padahal kita sendiri yang menciptakan kondisi itu. Buktinya adalah lemahnya hubungan kita dengan masjid. Dari shalat lima waktu yang seharusnya kita lakukan di masjid, kadang-kadang hanya dua atau tiga waktu saja yang kita lakukan di masjid. Keberadaan kita di masjid pun sangat singkat, datang menjelang takbiratul ihram dan keluar paling awal. Bayangkan berapa puluh amal shalih yang tertinggal dengan kondisi seperti itu. Sayang sekali bila kita tidak pernah merasakan suatu kerugian besar karena keterlambatan kita datang ke masjid. - Banyak Berdzikir
Berdzikir kepada Allah Swt secara hati dan lisan dapat membangun kemampuan berinteraksi dengan Al-Qur’an. Rasulullah Saw bersabda: “Sebaik-baik dzikir adalah membaca Al-Qur’an”. Sudahkah amaliyah dzikir yang secara harian dilaksanakan oleh Rasulullah Saw kita amalkan secara rutin? Antara lain:- Dzikir ba’da shalat wajib terdiri dari tahlil 10 kali, tasbih, tahmid dan takbir masing-masing 33 kali.
- Dzikir pagi dan petang yang dirangkum ‘ulama dalam Al-Ma’tsurat atau Al-Hisnul Muslim atau Al-Wirdul Latif
- Dzikir dalam kegiatan seperti makan, minum, naik kendaraan, keluar masuk kakus dan lain sebagainya
- Berkomitmen dengan Shalat Wajib dan Shalat Sunnah
Jika pelaksanaan shalat membutuhkan kedisiplinan, maka demikian pula halnya dengan berinteraksi dengan Al-Qur’an. - Banyak Melakukan Shaum Sunnah
Orang yang sedang shaum akan mengisi sepanjang harinya dengan ketaatan kepada Allah Swt yang akan menghasilkan keterikatan yang kuat dengan Allah Swt lalu akan berdampak kepada pembersihan jiwa dan peningkatan kualitas maknawiyah. - Rajin Ber-tilawah
Ber-tilawah berarti melatih kesabaran dan ketundukan jiwa untuk berlama-lama dengan Al-Qur’an. Kalau saja kita bisa rutin khatam sebulan sekali maka kita akan semakin stabil dan tidak mudah tunduk kepada hawa nafsu. Jiwa akan lebih tenang karena selalu tersibukkan dengan Allah Swt. Bila jiwa dalam kondisi ini, maka niscaya kita akan selalu siap dengan interaksi yang lebih memerlukan kesabaran yang lebih besar.
Semua amal shalih pada hakikatnya saling terkait, seperti shalat, tilawah, i’tikaf di masjid dan lain sebagainya. Jangan biarkan jiwa kita terus mengeluh mengenai susah dan beratnya berinteraksi dan bergaul dengan Al-Qur’an. Lakukanlah aksi, niscaya jarak menuju kepada yang kita cita-citakan akan semakin dekat. Insya Allah.
[Bagian 7 dari buku 17 Motivasi Berinteraksi dengan Al-Qur’an, karya KH. ‘Abdul ‘Aziz ‘Abdur Ra’uf, Al-Hafidz, Lc]
Assalamualaikum tuan…laman tuan amat baik dan banyak memberi manfaat dan kesedaran kepada pembacanya. Saya amat meminati ringkasan tuan mengenai buku 17 Motivasi Berinteraksi Dengan al-Quran. Saya bercadang meringkaskannya dan huraikannya dalam Bahasa Malaysia dan publishkan dalam blog saya. Saya akan meletakkan rujukan laman tuan sebagai sumber rujukan. Bagaimana pandangan tuan?
Terima kasih, wassalam.